Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia
A. Pengantar
Yang
di maksud dengan lembaga pendidikan islam,adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan islam yang berlangsung bersamaan dengan proses pembudayaan.Proses tersebut
mulai dari lingkungan keluarga.[1]
Dalam
hal ini,aturan dan tata cara pembentukan keluarga,menjadi bagian pokokdalam
syari’at islam.Kepentingan dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan
islam,di isyaratkan dalam Alqur’an,sebagaimana pula di praktekkan dalam Sunnah
Nabi saw.

Pendidikan dalam keluarga tersebut di dasari dengan
nilai nilai dan norma norma budaya
islam,sehingga di harapkan nantinya
mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari hari.Melalui pendidikan dalam
keluarga ini,suatu generasi menghasilkan generasi berikutnya yang memilikikualitas
yang lebih tinggi,yaitu kualitas pribadi dan budayanya dari generasi ke
generasi,keluarga berperan sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan budaya.
Peran
pendidikan yang disentral tersebut
karena semakin luas,memerlukan adanya wadah yang menampungnya.Wadah umum yang
bias menmpungnya adalah surau atau masjid
dalam bentuk komunitas yang lebih kecil.Karena itulah surau atau masjid
,menjadi lembaga pendidikan islam yang potensial sebagai lembaga pendidikan
dasar,yang memberikan dasar dasar pengetahuan dan kecakapan yang di perlukan
bagi kehidupan sehari sehari sebagai seorang muslim.
Menuntu
ilmu,dalam ajaran islam adalah wajib telah mendorong untuk mendirikan pendidikan lanjutan,dimana anak
anak dapat memperoleh ilmu yang lebih tinggi.Dengan demikian terbentuklah
pesantren,yang kemudian karena pengaruh dan persaingan dengan sisitem
pendidikan Barat yang diperkenalkan oleh
pemerintah Belanda,timbul sistem
persekolahan dan Madrasah.Untuk menampung hasrat menuntut ilmu bagi
orang orang dewasa dan pengembangan budaya masyarakat pada umumnya,timbul
pula lembaga pendidikan kemasyarakatan
yang disebut pengajian atau majelis
ta’lim.
Pembahasan
berikut akan mengemukakan lebih lanjut tentang perkembangan perkembangan
lembaga lembaga pendidikan islam tersebut yaitu, Surau,Meunasah,Pesantren dan
Madrasah.
1.Surau
Surau
atau langgar adalah, semacam masjid
dalam skala lebih kecil dengan fungsi yang terbatas.Ia merupakan tempat shalat
danshalat berjama’ah dan tempat mengaji bagi anak anak.Anak anak setelah
berumur 7 tahun harus di pisahkan
dariibunya dan tidur di langgar atau surau,sambil belajar mengaji
alqur’an[2].Surau
atau langgar pada mulanya milik keluarga yang mendirikan,diwakafkan untuk kepentingan
masyarakat sekitarnya.Sering terjadi,bahwa surau atau langgar
berkembang,menjadi masjid.
Pertumbuhan
dan perkembangan masjid dan surau di Indonesia
Langgar
atau surau adalah merupakan sarana yang pokok dan mutlak perlunya bagi
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat islam.Oleh karena itu dapat di duga
bahwa semenjak terbentuknya komunitas komunitas muslim tersebar di berbagai
daerah pantai dan pusat pusat perdagangan di Indonesia,surau surau telah
didirikan bersama terbentuknya komunitas komunitas tersebut,sebelum berdirinya
kerajaan kerajaan islam.Setelah tumbuhnya kerajaan kerajaan islam,maka pada
setiap pusat pemerintahan atau kesultanan didirikan masjid besar atau masjid
agung yang di urus oleh Raja atau Sultan.
Di
pulau Jawa masjid pertama yang didirikan setelah berdirinya kerajaan islam
Demak adalah masjid Sikayu sekitar tahun 1477 M yang terletak sebelah barat
Semarang sekarang.Masjid tersebut
merupakan masjid sementara mendahului pembangunan masjid Agung di pusat
Keraton di Demak yang di bangun oleh wali yang bergelar Sunan[3].
Pertumbuhan
dan perkembangan surau atau langgar atas usaha sendiri dan swadaya
masyarakat,baik subsidi maupun non subsidi,berlangsung terus menerus,keadaan
surau atau langgar dapat di kelompokkan sebagai berikut:
a)Surau
atau langgar atau mushala kecil,yang hanya di gunakan sebagai tempat ibadah dan
pengajian anak anak oleh keluarga pendirinya dan keluarga disekitarnya secara
terbatas.Biasanya diurus oleh perseorangan.
b)Surau
atau langgar atau mushala waqaf,yang
penggunaannya oleh lingkungan keluarga yang lebih luas,dan di urus serta
menjadi tanggung jawab bersama masyarakat sekitar.
c)Surau
atau mushala yang telah berkembang,fungsinya menjadi masjid,dan di gunakan
untuk menyelenggarakan shalat jum’at oleh masyarakat sekitar.
a.Fungsi Surau
Surau
atau langgar,sebagai masjid kecil adalah merupakan sesuatu yang khas Islam di
Indonesia.Surau atau langgar berdiri mendahului masjid.Namun demikian,masjid
dan surau merupakan tempat khusus yang berfungsi ganda sejak awal timbunya.Secara
garis besar fungsi surau dan masjid tersebut dapat di bedakan sebagai tempat ibadah dan sebagai tempat
pendidikan danpembudayaan,tempat penyelenggaraan urusan ummat.
b.Surau
atau langgar sebagai lembaga pendidikan
Surau
atau langgar merupakan lembaga pendidikan
yang pertama di bentuk dalam lingkungan masyarakat muslim.Pada dasarnya
surau atau langgar mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari kehidupan
keluarga.
Pendidikan
surau atau langgar sebagai pendidikan tingkat dasar,biasa disebut juga sebagai
pengajian Al-Qur’an.Pendidikan dan pengajaran tingkat lanjutan disebut
pengajian kitab,diselenggarakan di masjid,sebagian daerah surau atau langgar
berfunsi sebagai pesantren[4].Dengan
demikian surau atau langgar pada masa
lalu(sebelum timbulnya dan berkembangnya madrsah).Di selenggarakan dua macam
tingkatan pendidikan yaitu,pendidikan
dasar yang disebut pengajian alQur’an. Pendidikan ini berada di bawah bimbingan
guru mengaji Al-Qur’an. Dan pendidikan tingkat lanjutan yang di sebut,
pengajian kitab.Gurunya di sebut guru kitab.
Mereka belajar dengan seorang guru dan belum
berkelas seperti sekolah sekolah sekarang.Materi pelajarannya sangat tergantung
kemampuan anak.Namun pada dasarnya anak mulai belajar dari huruf hijaiyah.Materi
lainnya yangdi ajarkan adalah ibadah,yang di mulai dengan berwudhu dan
shalat,melalui praktek dan contoh.Pelajaran itu dimulai dengan metode nadham dan puji pujian.
Dalam
perkembangan selanjutnya system pendidikan dan pengajaran di surau atau langgar,mengalami perubahan
setelah berkembangnya madrasah.Bagi anak anak madrasah,karena telah balajar
alQur’an tingkat dasar di surau sehingga
anak anak tidak perlu lagi mengikuti pengajian alQur’an.Tapi dengan demikian
bukan berarti pengajian di surau di tutup karena anak anak yang tidak
berkesempatan masuk madrasah (Misalnya nak anak yang belajar di sekolah
dasar),masih memerlukannya.Jadi pengajian AlQur’an tersebut masih
berlanjut,bahkan mengalami penyempurnaan dalam cara dan system
penyelenggaraannya,yaitu dalam bentuk dan sistem pesantren diniyah ,sebagaimana
yang dikenal sekarang.
2.Pondok
Pesantren
Istilah
pondok pesantren,merupakan dua istilah yang menunjukkan kepada satu pengertian
suku Jawa biasanya menggunakan sebutan pondok,atau pesantren.Di Madura di
gunakan istilah penyantren,sedang di Pasundan “pondok”.Di Aceh menggunakan istilah dayah atau rangkang dan
di Minangkabau “surau”.
Pengertian
dasar pesantren adalah tempat belajar
para santri,sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang
terbuat dari bambu,di samping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa
Arab “funduq” yang berarti hotel atau asrama[5].
Istilah
pesantren tersebut masuk ke
Indonesia,bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu,sebelum
datangnya agama Islam.Setelah berkembangnya ajaran islam ,lembaga pesantren
mendapatkan isi ajaran islam.
a.Pertumbuhan
dan perkembangan pesantren
Pembangunan
suatu pesantren di dorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga
pendidikan lanjutan.Namun demikian,factor guru
yang memenuhi faktorke ilmuan
yang di perlukan sangat bagi tumbuhnya suatu pesantren.Pada umumnya berdirinya
suatu pesantren bermula dari pengakuan dari masyarakat akan ke unggulan dan
ketinggian ilmu seorang guru(kyai).Umumnya kekayaan kyai dan sumbangan
masyarakat merupakan yang mempengaruhi
besarnya suatu pesantren.
Santri
yang di akuitelah tamat biasanya di beri izin oleh kyai untuk membuka dan
mendirikan pesantren baru di daerah asalnya.Sebagai gambaran umum tentang
betapa pesantren telah tumbuh dan berkembang di Indonesia,terutama di
Jawa,dapat di kemukakan laporan klonial Belanda pada awal abad ke 19,ketika
akan menerapkan politik etisnya dengan memberikan pendidikan kepada bangsa
Indonesia.Menurut laporan penelitian dari Van den Berg pada tahun 1885 jumlah
pengajian dan pesantren di Jawa dan Madura( kecuali kesultanan Yogyakarta)
sebanyak 14.929 buah,dengan jumlah santrinya 22.663 orang,dari jumlah tersebut,
terdapat sekitar 3000 buah pesantren yang memberikan tingkat lanjut[6].
Data
data tersebut,meskipun yang di kemukakan hanya di Jawa,tidak berarti bahwa
pondok pesantren hanya terdapat di Jawa saja.Data data tersebut,dimaksudkan
hanya sebagai sampel bagaimana pesantren telah berkembang.Keadaan yang serupa
tentunya terdapat di seluruh Nusantara di mana telah berkembang masyarakat
islam.
b.Pesantren
Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Ciri khas pesantren sekaligus
menunjukkan unsure-unsur pokoknya,yang membedakannya dengan lembaga-lembaga
pendidikan lainnya yaitu: adanya pondok tempat kyai bersama para
santrinya,adanya masjid,sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
pengajian,adanya santri yang bermukim (bertempat tinggal secara tetap pada
waktu yang relatif lama).adanya kyai yang menjadi tokoh sentral dalam
pesantren,yang memberikan pengajaran-pengajaran kitab-kitab islam klasik[7].Unsur-unsur
pokok tersebut,tetap ada dan bertahan walaupun mengalami perubahan.
Adanya pondok sebagai tempat tinggal
bersama antara kyai dan para santrinya,dan bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari,merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang
berlangsung di masjid atau di langgar serta surau.Tetapi dalam perkembangan
berikutnya terutama pada masa sekarang,tampaknya lebih menonjol fungsinya
sebagai tempat pemondokan atau asrama,dan setiap santri di kenakan sewa atau
iuran untuk pemeliharaan pondok tersebut.
Santri yang merupakan unsure pokok
dari suat pesantren,biasanya terdiri dari dua kelompok yaitu: santri mukmin
yaitu santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap di pondok pesantren,dan
santri katalong yaitu santri-santri yang berasal dari desa-desa di sekitar
pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren.Mereka pulang ke
rumah setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.
Di sanping itu pesantren memiliki
ciri-ciri yang khas,yang memberikan arah dan merupakan jiwa dari pendidikan
pesantren yaitu:
1.Pendidikan
di pesantren bukan semata mata memperkaya pikiran santri dengan berbagai macam
ilmu pengetahuan dan informasi serta penjelasan-penjelasan yang mempertinggi
ilmu pengetahuan agama,tetapi juga bertujuan mempertinggi moral,melatih dan
mempertinggi semangat,menghargai nilai-nilai spiritual dan
kemanusiaan,mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral,dan
menyiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati,serta menerima
etik agama di atas etik-etik lainnya.
2.Dalam
hubungannya dengan kewajiban menuntut ilmu,di tekankan bahwa belajar di
pesantren tujuannya adalah bukan mengejar kekuasaan,uang dan keagungan duniawi
tetapi di tanamkan dalam mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban
agama dan ibadah kepada Allah.
3.Dalamhubungannya
dengan kehidupan duniawi pesantren mengadakan berbagai latihan untuk dapat
hidup mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada oranglain kecuali Allah.
c.Sistem
Pendidikan dan Pengajaran di Pesantren
Pada dasarnya ada dua cara yang
digunakan dalam pesantren yaitu cara sorongan dan cara bandungan.Sorongan di
sebut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap santri mendapat
kesempatan tersendiri untuk memperoleh pengajaran secara langsung dari kyai
atau qari.Biasanya cara sorongan ini berlaku untuk santri pemula.Seorang santri
pemula yang mengaji suatu kitab tertentu umumnya di bawah bimbingan pembantu
kyai.
Cara bandungan sering juga di sebut
weton,khalaqah.Khalaqah artinya lingkaran.Para santri duduk di sekitar kyai
dengan membentuk lingkaran.Dengan cara bandungan atau khalaqoh ini,kyai
mengajarkan suatu kitab tertentu kepada para santri.Baik kyai maupun santri
dalam khalaqah tersebut memiliki kitab masing-masing.
3.MADRASAH
a.pengertian
dan latar belakang timbulnya
Madrasah (bahasa arab)yang berarti tempat
untuk belajar,dalam bahasa Indonesia adalah sekolah,dengan konotasi yang khusus
yaitu sekolah-sekolah agama islam.dalam arti tempat belajar,madrasah memang
berasal dari dunia islam sebagai tempat mengajarkan dan mempelajari
ajaran-ajaran agama islam,ilmu pengetahuan keahlian lainnya.[8]
Madrasah
mulai didirikan dan berkembang didunia islam sekitar abad ke 5 hijriyah atau
abad ke 10 atau ke 11.pada masa itu ajaran agama islam telah bekembang secara
luas dan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan,dengan berbagai macam aliran
atau madzhab dan pemikirannya.bukan saja meliputi ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan Al-qur’an dan Al-hadist,tetapi ada juga ilmu fiqh,ilmu kalam,ilmu
tasawuf,dan bidang-bidang filsafat,astronomi,kedokteran,matematika,ilmu alam
dan kemasyarakatan.[9]
Madrasah
pertama kali didirikan didunia islam adalah madrasah Nizhamiyah yang didirikan
oleh Nisham al-mulk seorang penguasa dari bani saljuk wafat 485 H,Madrash
nishamiyah ini mula didirikan di Baghdad,kemudian berkembang dengan
pesatnya,disamping itu berdiri pula madrasah-madrasah seperti: Madrash
al-nuriyah yang didirikan oleh nuruddin zanki,madrasah al-tajiyah yang
didirikan oleh oleh taj al-mulk ,madrasah al-mustansyiriyah yang didrikan oleh
khalifah al-manstansyir.
Dengan
demikian pada awal perkembangan islam terdapat dua jenis lembaga pendidikan dan
pengajaran yaitu:
1.
kuttab yang mengajarkan kecakapan menulis dan membaca bagi anak-anak yang sekaligus juga memberikan pelajaran
Al-Qur’an serta dasar agama islam kepada
anak-anak dan merupakn tingkat dasar.
2.mesjid
dalam bentuk khalaqah yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang
berbagai macam ilmu pengetahuan dan merupakan tingkat pendidikan lebih
lanjut pendidikan dimesjid biasanya
hanya untuk orang-orang dewasa,dari khalaqh mesjid ini kemudian muncul ulama
besar.
Ada
juga yang membaginya yaitu:
1.Maktab
2.Kuttab
3.Al-jami’
4.Majlis
ilmu
5.Kuliah
b.Timbulnya dan berkembangnya madrasah di
Indonesia
Madrasah
yang pertama kali didirikan di Indonesia adalah madrasah adabiyah
dipadang(sumtera barat)yang didirikan oleh syekh Abdullah ahmad pada tahun 1909
nama resminya pada masa itu memang adalah adabiyah school,masa itu memang
pengertian madrasah dan sekolah sama saja.tetapi penggunaan istilah madrasah
nampaknya belum dikenal secara umum.[10]
A.Madrasah
adabiyah pada mulanya bercorak menjadi H I S (Holand inland school)adabiyah,
HIS adabiyah merupakan sekolah pertama yang memasukkan pelajaran agama
kedalamnya.
B.
pada tahun 1910 didirikan madrasah school(sekolah agama)yang dalam
perkembangannya berubah menjadi Diniyah school(madrasah diniyah)dan nama
diniyah school inilah yang kemudian berkembang dan terkenal,Madrasah diniyah
berkembang hampir diseluruh Indonesia baik merupakan bagian dari pesantren atau
surau,maupun berdiri diluarnya.[11]
C.
pada tahun 1918 di Yogyakarta berdiri madrasah muhammadiyah yang kemudian
dirubah nama menjadi kweekschool muhammadiyah,dan akhirnya menjadi madrasah
mu’allimin muhammadiyah sebagai realisasi dari cita-cita pembaharuan pendidikan
islam yang dipelopori oleh K.H Ahmad Dahlan.
D.sementara
itu tahun 1916 dilingkungan pondok pesantren tebuireng jombang(jawa timur)telah
didirikan madrasah salafiyah oleh K.H Hasyim Asy’ari sebagai persiapan untuk
melanjutkan pelajaran kepesantren pada tahun 1929 atas usaha K.Ilyas diadakan
pembaharuan dengan memasukan pengetauan umum.
Dari
uraian diatas dapat dikatakan bahwa awal abad ke 20 adalah merupakan pada masa
pertumbuhan dan perkembangan madrasah diseluruh Indonesia dengan nama dan tingkatan
yang bervariasi,namun dapat dikatakan bahwa madrasah tersebut pada awal
perkembangan masih bersifat diniyah semata-mata,baru pada sekitar tahun 1930
terjadi pembaharuan dalam dunia madrasah,yaitu dengan mulai masuknya
pengetahuan umum kedalam kurikulum.
Sebagai
halnya pesantren adalah merupakan lembaga mandiri yang sangat tergantung kepada
kemampuan pendirinya.ada sementara madrasah yang hanya mampu menyelenggarakan
satu kelas permulaan atau sampai dengan tingkat tinggi.
c.sistem
pendidikan dan pengajaran dimadrasah
Sistem
pendidikan pengajaran digunakan dimadrasah adalah perpaduan antara sistem pada
pondok pesantren,surau,dan langgar.dengan sistem yang berlaku pada sekolah
modern.proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur mulai dan
mengikuti sistem klasikl.sistem pengajian,diganti dengan bidang-bidang
pelajaran tertentu,walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang lama,kenaikan
tingkat ditentukan oleh penguasaan terhadap sejumlah bidang pelajaran tertentu.[12]
Akhirnya
karena pengaruh dari ide-ide pembaruan yang berkembang didunia islam dan
kebangkitan nasional bangsa Indonesia sedikit demi sedikit pelajaran umum masuk
kedalam kurikulum madrasah.buku-buku pelajaran agama mulai disusun khusus
sesuai dengan tingkatan madrasah,dengan pengetahuan umum yang berlaku disekolah
umum.[13][14]
Berikut
akan dikemukakan beberapa contoh dari kurikulum madrasah yang sudah disesuiakan
dengan kurikulum sekolah-sekolah modern pada tahun sekitar menjelang
kemerdekaan,contoh kurikulum ini diambil dari rekapitulasi kurikulum
madrasah(sekolah agama) yang berlaku di minangkabau(sumatera barat) karena dari
sanalah mulai tumbuh dan berkembang madrasah modern dikemudian hari,struktur
madrasah pada masa itu sekitar tahun 1930-1940 dapat dituturkan sebagai
berikut:
1)Madrasah
awaliyah setingkat dengan sekolah desa,lama belajar 3 tahun,dan menerima murid
berumur 6 tahun.
2)Madrasah
ibtidaiyah,setingkat dengan schakel school,lama belajar 4 tahun,setelah
madrasah awaliyah.
3)Madrasah
tsanawiyah,sejajar dengan sekolah mulo,merupakan lanjut dari madrasah
ibtidaiyah,dengan lama belajar 3 tahun.
4)Madrasah
mu’allimin,seperti normal school,atau guru islam,dengan lama belajar 3-4 tahun
setelah madrasah tsanawiyah.
5)Madrsah
islam tinggi,(sekolah islam tinggi)padang,didirikan tahun 1940.
d.pembinaan
dan pengembangan madrasah
Pembinaan
dan pengembangan madrasah tahap pertama yang dilakukan pemerintah(kementerian
agama)untuk mengarahkan agar madrasah dapat diakui sebagai penyelenggara
kewajiban belajar,sebagaimana yang dikehendaki oleh undang-undang no.4 tahun
1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah (lihat ps 10(2) ‘’
pemerintah menggariskan kebijaksanaan bahwa madrasah yang diakui dan memenuhi
syarat untuk menyelenggarakan kewajiban belajar,harus terdaftar pada
kementerian agama, untuk dapat terdaftar, persyaratan utama madrasah yang bersangkutan harus memberikan pelajaran
agama sebagai mata pelajaran pokok paling sedikit 6 jam seminggu,secara teratur
disamping mata pelajaran umum. [15]
Dengan
persyaratan tersebut diadakan pendaftaran madrasah yang memenuhi, pada tahun
1954 tampak madrasah yang memenuhi syarat diseluruh Indonesia berjumlah 13.849.
Dalam
upaya pemerintahan menyediakan guru-guru
agama untuk sekolah dan perguruan umum serta lembaga pendididkan lainya,pada
tahun 1951 kementrian agama mendirikan sekolah guru agama islam(SGAI)dan
sekolah guru dan hakim agama islam(SGHAI)dibeberapa tempat.
Madrasah
meliputi tiga tingkatan:
a.madrasah
ibtidaiyah setingkat dengan sekolah dasar
b.madrasah
tsanawiyah setingkat dengan sekolah
menengah pertama
c.
madrasah aliyah setingkat dengan sekolah menengah atas
tujuan
peningkatan mutu pendidikan yang dikehendaki
oleh SKB tiga menteri tersebut adalah agar tingkat mata pelajaran umum
dari madrasah mencapai mutu yang sama dengan mutu mata pelajaran umum disekolah
yang setingkat.sehinga ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan
ijazah sekolah umum yang setingkat ,lulusan madrasah dapat melanjutkan ke
sekolah umum setingkat lebih atas dan sisiwa madrasah dapat berpindah kesekolah
umum yang setingkat.
4.SEKOLAH
DAN PERGURUAN ISLAM(MEUNASAH)
a.latar
belakang sejarah berdiri
Bentuk
lain lembaga pendidikan islam di Indonesia selain pondok pesantren dan madrasah
adalah sekolah dan atau perguruan islam.apabila dibandingkan dengan sistem
pendidikan islam dipondok pesantren dan madrasah yang lebih menitik beratkan
kepada pelajaran agama islam, maka sekolah dan perguruan islam cennderung
menggunakan sistem pendidikan sekolah umum yamag memberikan pelajaran umum dalam
porasi lebih besar disamping pealjaarn agama islam.[16]
Dilihat dari sejarah perkembangan
sebagaimana dikemukakan oleh para ahli bahwa dimasa penjajahan belanda tujuan
pendidikan kolonial adalah sekedar mendapatkan tenaga-tenaga administrasi yang
murah unatuk kepentingan penjajah sebab tenaga dari negeri belanda dinilai terlalu mahal.[17]
Sekolah dan perguruaan islam
meskipun tidak pernah mendapatkan perhatian dari penjajahann belanda namun
hidup dan perkembangan umat islam terus berupaya meningkatkan lembaga-lembaga
pendidikan sampai dewasa.
b.sisitem
pendidikan dan pengajaran
1.Sekolah
adabiyah
Sekolah adabiyah lahir untuk
pertama kali dari lingkungan umat islam Indonesia untuk merombak sistem
pendidikan tradisional didaerah minangkabau.ia didirikan pada tahun 1909 di
padang ,pada saat didirikan jumlah muridnya berjumlah sekitar 20 orang yang
kebanyakan berasasl dari keluarga pedagang setempat.adabiyah adalah sekolah
dasar yang setingkat dengan sekolah HIS,sekolah adabiyah pelajaran agama islam
dan al-qur’an merupakn pelajaran wajib.
2.Perguruan
Perguruan islam lainnya yang cukup
berpengaruh didaerah minangkabau adalah perguruan thawalib.semua sekolah ini berasal dari sebuah surau yang
biasa disebut surau jembatan besi .surau ini mulanya mengajarkan pelajaran
agama secra tradisional.pelajaran agama utama yang diajarkan adalah fiqih dan
tafsir al-qur’an.mulai tahun 1904
pelajaran yang diberikan terutama adalah
ilmu alat berupa kemampuan penguasaan
bahasa arab dan cabang-cabang nya.
3.Perguruan
diniyah
Perguruan diniyah didirikannpada
tahun 1915 atas inisiatif zainuddin labai,dengan menggunakan sistem koedukasi
yang dicontoh dari kebiasaan yang berlaku disekolah pemerintahan.berdirinya
perguruan diniyah ini mendapat sambutan besar dari masyarakat,terbuktinyadengan
menyusul didirikan 15 sekolah diniyah yang sama dibeberapa tempat didaerah
minangkabau sumatera barat pada tahun 1922 pariaman,sungai sirik,dan maninjau.
4.Sekolah
dasar jamiat khair
Sekolah
ini didirikan dijakarta pada tahun 1905 oleh al-jam’iyatul al-khairiyah suatu organisasi islam
Yang mayoritas anggotanya
adalah orang Indonesia keturunan arab
didirikan dijakarta pada tanggal 17 juli 1905 sekolah dasar jamiat khair
bukan lembaga pendidikan yang semata-mata bersifat agama,tetapi ia merupakan
sekolah dasar biasa.sekolah sekolah in mengajarkan pelajaran umum,seperti
berhitung, sejarah islam, dan ilmu bumi.[18]
Sekolah jamiat khair berkembang pesat
mencapai puncaknya setelah kedatangan seorang guru dari sudan bernama syaikh
ahmad soorkati oktober 1911 yang berperan dalam menyebarkan pemikiran-pemikiran
baru dalam lingkungan masyarakat islam diindonesia,khususnya dikalangan
keturunan arab.
5.Sekolah
jam’iyat I’anat al-muta’alljmin
Seekolah ini didirikan pada tahun
1916 di majalengkang jawa barat oleh
sebuah organisasi islam’’persyarikatan ulama’’dibawah pimpinan haji abdul
halim.pendirian sekolah ini didorong oleh kebutuhan masyarakat setempat.sekolah
ini menggunakan berkelas dan
ko-edukasi.dengan masa belajar 5 tahun ini mendapatkan sambutan baik
dari masyarakat dan guru-guru didaerah ini.[19]
Untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu sekolah haji abdul halim mengadakan hubungan dengan jamiast khair dan al
irsyad dijakarta.untuk murid-murid kelas tertinggi diwajibkan mempelajari dan
mremahami bahasa arab,dan untuk kelas lanjutan digunakan bahasa arab sebagai
bahasa pengantar.
6.Sekolah
muhammadiyah
Diantara organisasi islam diindonesia
yang bergerak dibidang sosial agama dan pendidikan yang dianggap sebagai
pelopor pembaharuan pemikiran keagamaan
adalah perserikatan muhammadiyah ini
banyak mendirikan sekolah. Para anggota persyarikatan ini menyadari
bahwa pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial tidak memuaskan
rakyat(khusus umat islam).
Berbagai
macam jenis sekolah dan perguruan islam
yang berhasil didirikan oleh muhammadiyah sejak masa penjajahan diantaranya
adalah
1.taman
kanak-kanak (busthanul athfal) sekolah kelas II,sekolah
schakel,HIS,MULO,inheemse mulo.
2.diniyah,
muallimin/muallimat ( SGBI)
3.kuliyatul
mubalighin( SGAI) dan kuliyatul mubalighat
Sekolah-sekolah
yang diasuh oleh perguruan muhammadiyah banyak yang dirobah dan disesuaikan
dengan perkembanag dunia pendidikan di indonesia sampai tercatat puluhan ribu
sekolah yang diselenggarakan oleh muhammadiyah dan tersebar diserluruh kawasan
nusantara mulai daari jenjang prasekolah smpai perguruan tinggi dan macam
kejuruan.
7.sekolah
nahdlatul ulama’
Organisai sekolah keagamaan lain juga cukup terkenal
denga berbagai macam lembaga pendidikan adalh nadhlatul ulama’(NU) yang
didirikan padatnggal 31 januari 1926
disurabaya jawa timur .
Sekolah-sekolah
yang didirikan oleh organissai NU memasukkan pengetahuan umum kedalam madrasahnya,seperti:madrsah
salafiyah ini terkenal dengan nama pondok pesantren tebuiring jombang meliputi
pelajaran membaca dan menulis huruf latin,bahasa Indonesia,ilmu bumi,sejarah
Indonesia,berhitung,sekolah ini mempergunakan buku-buku yang tercatatddengn hururf
latin,walupun semula usaha ini mendapat tantangan dri reaksi dari par ulama dan
orng tua santri.[20]
8.
perguruan al-jamiatul washliyah
Organisasi
islam lain yang juga banyak bergerak dibidang pendidikan adalh perkumpulan
al-jamiatul washliyah yang didirikan dimedan pada tanggal 30 november
1930.perkumpulan ini bertujuan malaksanakan tuntutan agama islam untuk
kebahagian hidup didunia dan akhirat.usaha yang dilakukan antara lain dengan
jalan: memperbanyak tabligh,tadzkir,dan pengajian atau mendirikan perguruan.[21]
Program
kerja washliyah tahun 1953 adalh menyelenggarakan sekaloh madrsah antara lain:
1.madrsah
tajhiziyah (2 tahun)
2.ibtidaiyah
(4 tahun)
3.tsanawiyah
(3 tahun)
4Qismul’ali
(3 tahun)
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.H.Zaini Ahmad Syis,dapertemen
agama dan bidang pendidikan agama,majalah pembimbing,nomor36,tahun IX-1981.
Ensiklopedi Indonesia
,4,1983,Jakarta:ikhtiar baru.
H.Abubakar,sejarah hidup KHA
wahid hasyim dan karangan tersiar,Jakarta,1957.
HS prodjokusumo,masalah
sekolah,majalah mimbar ulama,tahun VII nomor62,1982.
Mahmud Yunus,Prof.H.,Sejarah
pendidikan islam di Indonesia,Hidakarya Agung,Jakarta:1982.
Pesantren (berkala kajian dan
pengembangan)1985,jakarta,p3m,hlm.sampul dala
Jumhur I dan h
danusaputra,sejarah pendidikan,Bandung:1959.
Zamakhsyari dhofir,Tradisi
pesantren,LP3ES,Jakarta;1983.
Zuhairini,dkk.,Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:1986.
Pesantren (berkala kajian dan
pengembangan)1985,jakarta,p3m,hlm.sampul dala
Jumhur I dan h
danusaputra,sejarah pendidikan,Bandung:1959.
[1]
Zuhairini,dkk.,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:1986.hlm 42
[2]
Mahmud Yunus,Prof.H.,Sejarah pendidikan islam di Indonesia,Hidakarya
Agung,Jakarta:1982.hlm 34
[3]
Mahmud Yunus,op.cit.hlm 218-219
[4]
Zuhairini,dkk.,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:1986.hlm 50
[5]
Zamakhsyari dhofir,Tradisi pesantren,LP3ES,Jakarta;1983.hlm18
[6]
Zamakhsyari,op.cit.hlm.35.
[7]
Zamakhsyari,op.cit.hlm.44
[8]
Pesantren (berkala kajian dan pengembangan)1985,jakarta,p3m,hlm.sampul dala
[9]
Ensiklopedi Indonesia ,4,1983,Jakarta:ikhtiar baru hlm,2078
[10]
Mahmud yunus,1982,op,cit.hlm 62
[11]
Abubakar bakar H OP,CIT.HLM 85
[12]
Abubakar H op,cit,hlm 85
[13]
Mahmud yunus 1982 op,cit,hlm 102/103
[14]
Jumhur I dan h danusaputra,sejarah pendidikan,1959,bandung (cvilmu hlm 273)
[16]
HS prodjokusumo,masalah sekolah,majalah mimbar ulama,tahun VII nomor62,1982,hal
24
[17]
Drs.H.Zaini Ahmad Syis,dapertemen agama dan bidang pendidikan agama,majalah
pembimbing,nomor36,tahun IX-1981,hal
11-12
[18]
Deliar noer,op,cit,hal65
[19]
Baca selengkapnya tentang jami’yat khoir,dibuku ‘’gerakan modern islam di
Indonesia 1990-1942,’’oleh deniar noer
[20]
H.Abubakar,sejarah hidup KHA wahid hasyim dan karangan tersiar,Jakarta,1957,hal
471
[21]
Djamhur dan H.danasuparta,op,cit,hal 151http://makalahbest.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar