Loading...
Home » » Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah Pendidikan Islam

Written By Unknown on Sabtu, 17 Desember 2016 | 14.10

Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
A. Pengantar
Yang di maksud dengan lembaga pendidikan islam,adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam yang berlangsung bersamaan  dengan proses pembudayaan.Proses tersebut mulai dari lingkungan keluarga.[1]
Dalam hal ini,aturan dan tata cara pembentukan keluarga,menjadi bagian pokokdalam syari’at islam.Kepentingan dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan islam,di isyaratkan dalam Alqur’an,sebagaimana pula di praktekkan dalam Sunnah Nabi saw.
Sejak masuk dan berkembangnya islam di Indonesia,lembaga perkawinan dan keluarga,baik dalam arti pengislaman maupun pemasukan nilai nilai dan norma norma budaya islam ke dalam lingkungan masyarakat.Jauh sebelum terbentuknya kerajaan islam  yang pertama di Indonesia(samudra pasai) pada abad ke 13 M atau sejak abad pertama Hijriah yaitu sejak zaman Sriwijaya,sampai Kediri, Dhaha, Jenggaladan Majapahit, sudah terdapat kelompok kelompok (komunitas) umat islam, terutama di daerah pantai yang menjadi pusat pusat perdagangan.
Pendidikan  dalam keluarga tersebut di dasari dengan nilai nilai dan  norma norma budaya islam,sehingga  di harapkan nantinya mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari hari.Melalui pendidikan dalam keluarga ini,suatu generasi menghasilkan generasi berikutnya yang memilikikualitas yang lebih tinggi,yaitu kualitas pribadi dan budayanya dari generasi ke generasi,keluarga berperan sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan budaya.
Peran pendidikan  yang disentral tersebut karena semakin luas,memerlukan adanya wadah yang menampungnya.Wadah umum yang bias menmpungnya adalah surau atau masjid  dalam bentuk komunitas yang lebih kecil.Karena itulah surau atau masjid ,menjadi lembaga pendidikan islam yang potensial sebagai lembaga pendidikan dasar,yang memberikan dasar dasar pengetahuan dan kecakapan yang di perlukan bagi kehidupan sehari sehari sebagai seorang muslim.
Menuntu ilmu,dalam ajaran islam adalah wajib telah mendorong untuk  mendirikan pendidikan lanjutan,dimana anak anak dapat memperoleh ilmu yang lebih tinggi.Dengan demikian terbentuklah pesantren,yang kemudian karena pengaruh dan persaingan dengan sisitem pendidikan Barat yang diperkenalkan  oleh pemerintah Belanda,timbul sistem  persekolahan dan Madrasah.Untuk menampung hasrat menuntut ilmu bagi orang orang dewasa dan pengembangan budaya masyarakat pada umumnya,timbul pula  lembaga pendidikan kemasyarakatan yang disebut  pengajian atau majelis ta’lim.
Pembahasan berikut akan mengemukakan lebih lanjut tentang perkembangan perkembangan lembaga lembaga pendidikan islam tersebut yaitu, Surau,Meunasah,Pesantren dan Madrasah.
1.Surau
Surau atau langgar adalah, semacam  masjid dalam skala lebih kecil dengan fungsi yang terbatas.Ia merupakan tempat shalat danshalat berjama’ah dan tempat mengaji bagi anak anak.Anak anak setelah berumur 7 tahun harus di pisahkan  dariibunya dan tidur di langgar atau surau,sambil belajar mengaji alqur’an[2].Surau atau langgar pada mulanya milik keluarga yang mendirikan,diwakafkan untuk kepentingan masyarakat sekitarnya.Sering terjadi,bahwa surau atau langgar berkembang,menjadi masjid.
Pertumbuhan dan perkembangan masjid dan surau di Indonesia
Langgar atau surau adalah merupakan sarana yang pokok dan mutlak perlunya bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat islam.Oleh karena itu dapat di duga bahwa semenjak terbentuknya komunitas komunitas muslim tersebar di berbagai daerah pantai dan pusat pusat perdagangan di Indonesia,surau surau telah didirikan bersama terbentuknya komunitas komunitas tersebut,sebelum berdirinya kerajaan kerajaan islam.Setelah tumbuhnya kerajaan kerajaan islam,maka pada setiap pusat pemerintahan atau kesultanan didirikan masjid besar atau masjid agung yang di urus oleh Raja atau Sultan.
Di pulau Jawa masjid pertama yang didirikan setelah berdirinya kerajaan islam Demak adalah masjid Sikayu sekitar tahun 1477 M yang terletak sebelah barat Semarang sekarang.Masjid tersebut  merupakan masjid sementara mendahului pembangunan masjid Agung di pusat Keraton di Demak yang di bangun oleh wali yang bergelar Sunan[3].
Pertumbuhan dan perkembangan surau atau langgar atas usaha sendiri dan swadaya masyarakat,baik subsidi maupun non subsidi,berlangsung terus menerus,keadaan surau atau langgar dapat di kelompokkan sebagai berikut:
a)Surau atau langgar atau mushala kecil,yang hanya di gunakan sebagai tempat ibadah dan pengajian anak anak oleh keluarga pendirinya dan keluarga disekitarnya secara terbatas.Biasanya diurus oleh perseorangan.
b)Surau atau  langgar atau mushala waqaf,yang penggunaannya oleh lingkungan keluarga yang lebih luas,dan di urus serta menjadi tanggung jawab bersama masyarakat sekitar.
c)Surau atau mushala yang telah berkembang,fungsinya menjadi masjid,dan di gunakan untuk menyelenggarakan shalat jum’at oleh masyarakat sekitar.
a.Fungsi  Surau
Surau atau langgar,sebagai masjid kecil adalah merupakan sesuatu yang khas Islam di Indonesia.Surau atau langgar berdiri mendahului masjid.Namun demikian,masjid dan surau merupakan tempat khusus yang berfungsi ganda sejak awal timbunya.Secara garis besar fungsi surau dan masjid tersebut dapat di bedakan  sebagai tempat ibadah dan sebagai tempat pendidikan danpembudayaan,tempat penyelenggaraan urusan ummat.
b.Surau atau langgar sebagai lembaga pendidikan
Surau atau langgar merupakan lembaga pendidikan  yang pertama di bentuk dalam lingkungan masyarakat muslim.Pada dasarnya surau atau langgar mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari kehidupan keluarga.
Pendidikan surau atau langgar sebagai pendidikan tingkat dasar,biasa disebut juga sebagai pengajian Al-Qur’an.Pendidikan dan pengajaran tingkat lanjutan disebut pengajian kitab,diselenggarakan di masjid,sebagian daerah surau atau langgar berfunsi sebagai pesantren[4].Dengan demikian surau atau langgar  pada masa lalu(sebelum timbulnya dan berkembangnya madrsah).Di selenggarakan dua macam tingkatan pendidikan  yaitu,pendidikan dasar yang disebut pengajian alQur’an. Pendidikan ini berada di bawah bimbingan guru mengaji Al-Qur’an. Dan pendidikan tingkat lanjutan yang di sebut, pengajian kitab.Gurunya di sebut guru kitab.
Mereka  belajar dengan seorang guru dan belum berkelas seperti sekolah sekolah sekarang.Materi pelajarannya sangat tergantung kemampuan anak.Namun pada dasarnya anak mulai belajar dari huruf hijaiyah.Materi lainnya yangdi ajarkan adalah ibadah,yang di mulai dengan berwudhu dan shalat,melalui praktek dan contoh.Pelajaran itu dimulai dengan  metode nadham dan puji pujian.
Dalam perkembangan selanjutnya system pendidikan dan pengajaran di  surau atau langgar,mengalami perubahan setelah berkembangnya madrasah.Bagi anak anak madrasah,karena telah balajar alQur’an tingkat dasar di surau  sehingga anak anak tidak perlu lagi mengikuti pengajian alQur’an.Tapi dengan demikian bukan berarti pengajian di surau di tutup karena anak anak yang tidak berkesempatan masuk madrasah (Misalnya nak anak yang belajar di sekolah dasar),masih memerlukannya.Jadi pengajian AlQur’an tersebut masih berlanjut,bahkan mengalami penyempurnaan dalam cara dan system penyelenggaraannya,yaitu dalam bentuk dan sistem pesantren diniyah ,sebagaimana yang dikenal sekarang.
2.Pondok Pesantren
Istilah pondok pesantren,merupakan dua istilah yang menunjukkan kepada satu pengertian suku Jawa biasanya menggunakan sebutan pondok,atau pesantren.Di Madura di gunakan istilah penyantren,sedang di Pasundan “pondok”.Di Aceh  menggunakan istilah dayah atau rangkang dan di Minangkabau “surau”.
Pengertian dasar  pesantren adalah tempat belajar para santri,sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu,di samping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa Arab “funduq” yang berarti hotel atau asrama[5].
Istilah pesantren tersebut  masuk ke Indonesia,bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu,sebelum datangnya agama Islam.Setelah berkembangnya ajaran islam ,lembaga pesantren mendapatkan isi ajaran islam.
a.Pertumbuhan dan perkembangan pesantren
Pembangunan suatu pesantren di dorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan lanjutan.Namun demikian,factor guru  yang memenuhi faktorke ilmuan  yang di perlukan sangat bagi tumbuhnya suatu pesantren.Pada umumnya berdirinya suatu pesantren bermula dari pengakuan dari masyarakat akan ke unggulan dan ketinggian ilmu seorang guru(kyai).Umumnya kekayaan kyai dan sumbangan masyarakat merupakan yang mempengaruhi  besarnya suatu pesantren.
Santri yang di akuitelah tamat biasanya di beri izin oleh kyai untuk membuka dan mendirikan pesantren baru di daerah asalnya.Sebagai gambaran umum tentang betapa pesantren telah tumbuh dan berkembang di Indonesia,terutama di Jawa,dapat di kemukakan laporan klonial Belanda pada awal abad ke 19,ketika akan menerapkan politik etisnya dengan memberikan pendidikan kepada bangsa Indonesia.Menurut laporan penelitian dari Van den Berg pada tahun 1885 jumlah pengajian dan pesantren di Jawa dan Madura( kecuali kesultanan Yogyakarta) sebanyak 14.929 buah,dengan jumlah santrinya 22.663 orang,dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 3000 buah pesantren yang memberikan tingkat lanjut[6].
Data data tersebut,meskipun yang di kemukakan hanya di Jawa,tidak berarti bahwa pondok pesantren hanya terdapat di Jawa saja.Data data tersebut,dimaksudkan hanya sebagai sampel bagaimana pesantren telah berkembang.Keadaan yang serupa tentunya terdapat di seluruh Nusantara di mana telah berkembang masyarakat islam.
b.Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
            Ciri khas pesantren sekaligus menunjukkan unsure-unsur pokoknya,yang membedakannya dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya yaitu: adanya pondok tempat kyai bersama para santrinya,adanya masjid,sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar pengajian,adanya santri yang bermukim (bertempat tinggal secara tetap pada waktu yang relatif lama).adanya kyai yang menjadi tokoh sentral dalam pesantren,yang memberikan pengajaran-pengajaran kitab-kitab islam klasik[7].Unsur-unsur pokok tersebut,tetap ada dan bertahan walaupun mengalami perubahan.
            Adanya pondok sebagai tempat tinggal bersama antara kyai dan para santrinya,dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau di langgar serta surau.Tetapi dalam perkembangan berikutnya terutama pada masa sekarang,tampaknya lebih menonjol fungsinya sebagai tempat pemondokan atau asrama,dan setiap santri di kenakan sewa atau iuran untuk pemeliharaan pondok tersebut.
            Santri yang merupakan unsure pokok dari suat pesantren,biasanya terdiri dari dua kelompok yaitu: santri mukmin yaitu santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap di pondok pesantren,dan santri katalong yaitu santri-santri yang berasal dari desa-desa di sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren.Mereka pulang ke rumah setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.
            Di sanping itu pesantren memiliki ciri-ciri yang khas,yang memberikan arah dan merupakan jiwa dari pendidikan pesantren yaitu:
1.Pendidikan di pesantren bukan semata mata memperkaya pikiran santri dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan informasi serta penjelasan-penjelasan yang mempertinggi ilmu pengetahuan agama,tetapi juga bertujuan mempertinggi moral,melatih dan mempertinggi semangat,menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral,dan menyiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati,serta menerima etik agama di atas etik-etik lainnya.
2.Dalam hubungannya dengan kewajiban menuntut ilmu,di tekankan bahwa belajar di pesantren tujuannya adalah bukan mengejar kekuasaan,uang dan keagungan duniawi tetapi di tanamkan dalam mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban agama dan ibadah kepada Allah.
3.Dalamhubungannya dengan kehidupan duniawi pesantren mengadakan berbagai latihan untuk dapat hidup mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada oranglain kecuali Allah.
c.Sistem Pendidikan dan Pengajaran di Pesantren
            Pada dasarnya ada dua cara yang digunakan dalam pesantren yaitu cara sorongan dan cara bandungan.Sorongan di sebut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap santri mendapat kesempatan tersendiri untuk memperoleh pengajaran secara langsung dari kyai atau qari.Biasanya cara sorongan ini berlaku untuk santri pemula.Seorang santri pemula yang mengaji suatu kitab tertentu umumnya di bawah bimbingan pembantu kyai.
            Cara bandungan sering juga di sebut weton,khalaqah.Khalaqah artinya lingkaran.Para santri duduk di sekitar kyai dengan membentuk lingkaran.Dengan cara bandungan atau khalaqoh ini,kyai mengajarkan suatu kitab tertentu kepada para santri.Baik kyai maupun santri dalam khalaqah tersebut memiliki kitab masing-masing.

3.MADRASAH
a.pengertian dan latar belakang timbulnya
 Madrasah (bahasa arab)yang berarti tempat untuk belajar,dalam bahasa Indonesia adalah sekolah,dengan konotasi yang khusus yaitu sekolah-sekolah agama islam.dalam arti tempat belajar,madrasah memang berasal dari dunia islam sebagai tempat mengajarkan dan mempelajari ajaran-ajaran agama islam,ilmu pengetahuan keahlian lainnya.[8]
Madrasah mulai didirikan dan berkembang didunia islam sekitar abad ke 5 hijriyah atau abad ke 10 atau ke 11.pada masa itu ajaran agama islam telah bekembang secara luas dan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan,dengan berbagai macam aliran atau madzhab dan pemikirannya.bukan saja meliputi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Al-qur’an dan Al-hadist,tetapi ada juga ilmu fiqh,ilmu kalam,ilmu tasawuf,dan bidang-bidang filsafat,astronomi,kedokteran,matematika,ilmu alam dan kemasyarakatan.[9]
Madrasah pertama kali didirikan didunia islam adalah madrasah Nizhamiyah yang didirikan oleh Nisham al-mulk seorang penguasa dari bani saljuk wafat 485 H,Madrash nishamiyah ini mula didirikan di Baghdad,kemudian berkembang dengan pesatnya,disamping itu berdiri pula madrasah-madrasah seperti: Madrash al-nuriyah yang didirikan oleh nuruddin zanki,madrasah al-tajiyah yang didirikan oleh oleh taj al-mulk ,madrasah al-mustansyiriyah yang didrikan oleh khalifah al-manstansyir.
Dengan demikian pada awal perkembangan islam terdapat dua jenis lembaga pendidikan dan pengajaran yaitu:
1. kuttab yang mengajarkan kecakapan menulis dan membaca bagi anak-anak  yang sekaligus juga memberikan pelajaran Al-Qur’an  serta dasar agama islam kepada anak-anak dan merupakn tingkat dasar.
2.mesjid dalam bentuk khalaqah yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang berbagai macam ilmu pengetahuan dan merupakan tingkat pendidikan lebih lanjut  pendidikan dimesjid biasanya hanya untuk orang-orang dewasa,dari khalaqh mesjid ini kemudian muncul ulama besar.
Ada juga yang membaginya yaitu:
1.Maktab
2.Kuttab
3.Al-jami’
4.Majlis ilmu
5.Kuliah
 b.Timbulnya dan berkembangnya madrasah di Indonesia
Madrasah yang pertama kali didirikan di Indonesia adalah madrasah adabiyah dipadang(sumtera barat)yang didirikan oleh syekh Abdullah ahmad pada tahun 1909 nama resminya pada masa itu memang adalah adabiyah school,masa itu memang pengertian madrasah dan sekolah sama saja.tetapi penggunaan istilah madrasah nampaknya belum dikenal secara umum.[10]
A.Madrasah adabiyah pada mulanya bercorak menjadi H I S (Holand inland school)adabiyah, HIS adabiyah merupakan sekolah pertama yang memasukkan pelajaran agama kedalamnya.
B. pada tahun 1910 didirikan madrasah school(sekolah agama)yang dalam perkembangannya berubah menjadi Diniyah school(madrasah diniyah)dan nama diniyah school inilah yang kemudian berkembang dan terkenal,Madrasah diniyah berkembang hampir diseluruh Indonesia baik merupakan bagian dari pesantren atau surau,maupun berdiri diluarnya.[11]
C. pada tahun 1918 di Yogyakarta berdiri madrasah muhammadiyah yang kemudian dirubah nama menjadi kweekschool muhammadiyah,dan akhirnya menjadi madrasah mu’allimin muhammadiyah sebagai realisasi dari cita-cita pembaharuan pendidikan islam yang dipelopori oleh K.H Ahmad Dahlan.
D.sementara itu tahun 1916 dilingkungan pondok pesantren tebuireng jombang(jawa timur)telah didirikan madrasah salafiyah oleh K.H Hasyim Asy’ari sebagai persiapan untuk melanjutkan pelajaran kepesantren pada tahun 1929 atas usaha K.Ilyas diadakan pembaharuan dengan memasukan pengetauan umum.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa awal abad ke 20 adalah merupakan pada masa pertumbuhan dan perkembangan madrasah diseluruh Indonesia dengan nama dan tingkatan yang bervariasi,namun dapat dikatakan bahwa madrasah tersebut pada awal perkembangan masih bersifat diniyah semata-mata,baru pada sekitar tahun 1930 terjadi pembaharuan dalam dunia madrasah,yaitu dengan mulai masuknya pengetahuan umum kedalam kurikulum.
Sebagai halnya pesantren adalah merupakan lembaga mandiri yang sangat tergantung kepada kemampuan pendirinya.ada sementara madrasah yang hanya mampu menyelenggarakan satu kelas permulaan atau sampai dengan tingkat tinggi.

c.sistem pendidikan dan pengajaran dimadrasah
Sistem pendidikan pengajaran digunakan dimadrasah adalah perpaduan antara sistem pada pondok pesantren,surau,dan langgar.dengan sistem yang berlaku pada sekolah modern.proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur mulai dan mengikuti sistem klasikl.sistem pengajian,diganti dengan bidang-bidang pelajaran tertentu,walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang lama,kenaikan tingkat ditentukan oleh penguasaan terhadap sejumlah bidang pelajaran tertentu.[12]
Akhirnya karena pengaruh dari ide-ide pembaruan yang berkembang didunia islam dan kebangkitan nasional bangsa Indonesia sedikit demi sedikit pelajaran umum masuk kedalam kurikulum madrasah.buku-buku pelajaran agama mulai disusun khusus sesuai dengan tingkatan madrasah,dengan pengetahuan umum yang berlaku disekolah umum.[13][14]
Berikut akan dikemukakan beberapa contoh dari kurikulum madrasah yang sudah disesuiakan dengan kurikulum sekolah-sekolah modern pada tahun sekitar menjelang kemerdekaan,contoh kurikulum ini diambil dari rekapitulasi kurikulum madrasah(sekolah agama) yang berlaku di minangkabau(sumatera barat) karena dari sanalah mulai tumbuh dan berkembang madrasah modern dikemudian hari,struktur madrasah pada masa itu sekitar tahun 1930-1940 dapat dituturkan sebagai berikut:
1)Madrasah awaliyah setingkat dengan sekolah desa,lama belajar 3 tahun,dan menerima murid berumur 6 tahun.
2)Madrasah ibtidaiyah,setingkat dengan schakel school,lama belajar 4 tahun,setelah madrasah awaliyah.
3)Madrasah tsanawiyah,sejajar dengan sekolah mulo,merupakan lanjut dari madrasah ibtidaiyah,dengan lama belajar 3 tahun.
4)Madrasah mu’allimin,seperti normal school,atau guru islam,dengan lama belajar 3-4 tahun setelah madrasah tsanawiyah.
5)Madrsah islam tinggi,(sekolah islam tinggi)padang,didirikan tahun 1940.

d.pembinaan dan pengembangan madrasah
Pembinaan dan pengembangan madrasah tahap pertama yang dilakukan pemerintah(kementerian agama)untuk mengarahkan agar madrasah dapat diakui sebagai penyelenggara kewajiban belajar,sebagaimana yang dikehendaki oleh undang-undang no.4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah (lihat ps 10(2) ‘’ pemerintah menggariskan kebijaksanaan bahwa madrasah yang diakui dan memenuhi syarat untuk menyelenggarakan kewajiban belajar,harus terdaftar pada kementerian agama, untuk dapat terdaftar, persyaratan utama madrasah  yang bersangkutan harus memberikan pelajaran agama sebagai mata pelajaran pokok paling sedikit 6 jam seminggu,secara teratur disamping  mata pelajaran umum. [15]
Dengan persyaratan tersebut diadakan pendaftaran madrasah yang memenuhi, pada tahun 1954 tampak madrasah yang memenuhi syarat diseluruh Indonesia berjumlah 13.849.
Dalam upaya pemerintahan menyediakan  guru-guru agama untuk sekolah dan perguruan umum serta lembaga pendididkan lainya,pada tahun 1951 kementrian agama mendirikan sekolah guru agama islam(SGAI)dan sekolah guru dan hakim agama islam(SGHAI)dibeberapa tempat.
Madrasah meliputi tiga tingkatan:
a.madrasah ibtidaiyah setingkat dengan sekolah dasar
b.madrasah tsanawiyah setingkat  dengan sekolah menengah pertama
c. madrasah aliyah setingkat dengan sekolah menengah atas
tujuan peningkatan mutu pendidikan yang dikehendaki  oleh SKB tiga menteri tersebut adalah agar tingkat mata pelajaran umum dari madrasah mencapai mutu yang sama dengan mutu mata pelajaran umum disekolah yang setingkat.sehinga ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum yang setingkat ,lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat lebih atas dan sisiwa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat.
4.SEKOLAH DAN PERGURUAN ISLAM(MEUNASAH)
a.latar belakang sejarah berdiri
Bentuk lain lembaga pendidikan islam di Indonesia selain pondok pesantren dan madrasah adalah sekolah dan atau perguruan islam.apabila dibandingkan dengan sistem pendidikan islam dipondok pesantren dan madrasah yang lebih menitik beratkan kepada pelajaran agama islam, maka sekolah dan perguruan islam cennderung menggunakan sistem pendidikan sekolah umum yamag memberikan pelajaran umum dalam porasi lebih besar disamping pealjaarn agama islam.[16]
             Dilihat dari sejarah perkembangan sebagaimana dikemukakan oleh para ahli bahwa dimasa penjajahan belanda tujuan pendidikan kolonial adalah sekedar mendapatkan tenaga-tenaga administrasi yang murah unatuk kepentingan penjajah sebab tenaga dari  negeri belanda dinilai terlalu mahal.[17]
              Sekolah dan perguruaan islam meskipun tidak pernah mendapatkan perhatian dari penjajahann belanda namun hidup dan perkembangan umat islam terus berupaya meningkatkan lembaga-lembaga pendidikan sampai dewasa.
b.sisitem pendidikan dan pengajaran
1.Sekolah adabiyah
              Sekolah adabiyah lahir untuk pertama kali dari lingkungan umat islam Indonesia untuk merombak sistem pendidikan tradisional didaerah minangkabau.ia didirikan pada tahun 1909 di padang ,pada saat didirikan jumlah muridnya berjumlah sekitar 20 orang yang kebanyakan berasasl dari keluarga pedagang setempat.adabiyah adalah sekolah dasar yang setingkat dengan sekolah HIS,sekolah adabiyah pelajaran agama islam dan al-qur’an merupakn pelajaran wajib.
2.Perguruan
           Perguruan islam lainnya yang cukup berpengaruh didaerah minangkabau adalah perguruan thawalib.semua  sekolah ini berasal dari sebuah surau yang biasa disebut surau jembatan besi .surau ini mulanya mengajarkan pelajaran agama secra tradisional.pelajaran agama utama yang diajarkan adalah fiqih dan tafsir al-qur’an.mulai  tahun 1904 pelajaran yang  diberikan terutama adalah ilmu alat berupa  kemampuan penguasaan bahasa arab dan cabang-cabang nya.
3.Perguruan diniyah
           Perguruan diniyah didirikannpada tahun 1915 atas inisiatif zainuddin labai,dengan menggunakan sistem koedukasi yang dicontoh dari kebiasaan yang berlaku disekolah pemerintahan.berdirinya perguruan diniyah ini mendapat sambutan besar dari masyarakat,terbuktinyadengan menyusul didirikan 15 sekolah diniyah yang sama dibeberapa tempat didaerah minangkabau sumatera barat pada tahun 1922 pariaman,sungai sirik,dan maninjau.
4.Sekolah dasar jamiat khair
Sekolah ini didirikan dijakarta pada tahun 1905 oleh al-jam’iyatul al-khairiyah  suatu organisasi islam
           Yang mayoritas  anggotanya  adalah orang Indonesia keturunan arab  didirikan dijakarta pada tanggal 17 juli 1905 sekolah dasar jamiat khair bukan lembaga pendidikan yang semata-mata bersifat agama,tetapi ia merupakan sekolah dasar biasa.sekolah sekolah in mengajarkan pelajaran umum,seperti berhitung, sejarah islam, dan ilmu bumi.[18]
          Sekolah jamiat khair berkembang pesat mencapai puncaknya setelah kedatangan seorang guru dari sudan bernama syaikh ahmad soorkati oktober 1911 yang berperan dalam menyebarkan pemikiran-pemikiran baru dalam lingkungan masyarakat islam diindonesia,khususnya dikalangan keturunan arab.
5.Sekolah jam’iyat I’anat al-muta’alljmin
          Seekolah ini didirikan pada tahun 1916 di majalengkang  jawa barat oleh sebuah organisasi islam’’persyarikatan ulama’’dibawah pimpinan haji abdul halim.pendirian sekolah ini didorong oleh kebutuhan masyarakat setempat.sekolah ini menggunakan berkelas dan  ko-edukasi.dengan masa belajar 5 tahun ini mendapatkan sambutan baik dari masyarakat dan guru-guru didaerah ini.[19]
           Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu sekolah haji abdul halim mengadakan hubungan dengan jamiast khair dan al irsyad dijakarta.untuk murid-murid kelas tertinggi diwajibkan mempelajari dan mremahami bahasa arab,dan untuk kelas lanjutan digunakan bahasa arab sebagai bahasa pengantar.
6.Sekolah muhammadiyah
         Diantara organisasi islam diindonesia yang bergerak dibidang sosial agama dan pendidikan yang dianggap sebagai pelopor pembaharuan pemikiran keagamaan  adalah perserikatan muhammadiyah ini  banyak mendirikan sekolah. Para anggota persyarikatan ini menyadari bahwa pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial tidak memuaskan rakyat(khusus umat islam).
Berbagai macam jenis sekolah dan perguruan  islam yang berhasil didirikan oleh muhammadiyah sejak masa penjajahan diantaranya adalah
1.taman kanak-kanak (busthanul athfal) sekolah kelas II,sekolah schakel,HIS,MULO,inheemse mulo.
2.diniyah, muallimin/muallimat ( SGBI)
3.kuliyatul mubalighin( SGAI) dan kuliyatul mubalighat
Sekolah-sekolah yang diasuh oleh perguruan muhammadiyah banyak yang dirobah dan disesuaikan dengan perkembanag dunia pendidikan di indonesia sampai tercatat puluhan ribu sekolah yang diselenggarakan oleh muhammadiyah dan tersebar diserluruh kawasan nusantara mulai daari jenjang prasekolah smpai perguruan tinggi dan macam kejuruan.
7.sekolah nahdlatul ulama’
Organisai  sekolah keagamaan lain juga cukup terkenal denga berbagai macam lembaga pendidikan adalh nadhlatul ulama’(NU) yang didirikan padatnggal 31 januari 1926  disurabaya jawa timur .
Sekolah-sekolah yang didirikan oleh organissai NU memasukkan pengetahuan umum kedalam madrasahnya,seperti:madrsah salafiyah ini terkenal dengan nama pondok pesantren tebuiring jombang meliputi pelajaran membaca dan menulis huruf latin,bahasa Indonesia,ilmu bumi,sejarah Indonesia,berhitung,sekolah ini mempergunakan buku-buku yang tercatatddengn hururf latin,walupun semula usaha ini mendapat tantangan dri reaksi dari par ulama dan orng tua santri.[20]
8. perguruan  al-jamiatul washliyah
Organisasi islam lain yang juga banyak bergerak dibidang pendidikan adalh perkumpulan al-jamiatul washliyah yang didirikan dimedan pada tanggal 30 november 1930.perkumpulan ini bertujuan malaksanakan tuntutan agama islam untuk kebahagian hidup didunia dan akhirat.usaha yang dilakukan antara lain dengan jalan: memperbanyak tabligh,tadzkir,dan pengajian atau mendirikan perguruan.[21]
Program kerja washliyah tahun 1953 adalh menyelenggarakan sekaloh madrsah antara lain:
1.madrsah tajhiziyah (2 tahun)
2.ibtidaiyah (4 tahun)
3.tsanawiyah (3 tahun)
4Qismul’ali (3 tahun)

DAFTAR PUSTAKA
Drs.H.Zaini Ahmad Syis,dapertemen agama dan bidang pendidikan agama,majalah pembimbing,nomor36,tahun  IX-1981.

Ensiklopedi Indonesia ,4,1983,Jakarta:ikhtiar baru.

H.Abubakar,sejarah hidup KHA wahid hasyim dan karangan tersiar,Jakarta,1957.

HS prodjokusumo,masalah sekolah,majalah mimbar ulama,tahun VII nomor62,1982.

Mahmud Yunus,Prof.H.,Sejarah pendidikan islam di Indonesia,Hidakarya Agung,Jakarta:1982.

Pesantren (berkala kajian dan pengembangan)1985,jakarta,p3m,hlm.sampul dala
Jumhur I dan h danusaputra,sejarah pendidikan,Bandung:1959.

Zamakhsyari dhofir,Tradisi pesantren,LP3ES,Jakarta;1983.

Zuhairini,dkk.,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:1986.
Pesantren (berkala kajian dan pengembangan)1985,jakarta,p3m,hlm.sampul dala
Jumhur I dan h danusaputra,sejarah pendidikan,Bandung:1959.



[1] Zuhairini,dkk.,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:1986.hlm 42
[2] Mahmud Yunus,Prof.H.,Sejarah pendidikan islam di Indonesia,Hidakarya Agung,Jakarta:1982.hlm 34
[3] Mahmud Yunus,op.cit.hlm 218-219
[4] Zuhairini,dkk.,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:1986.hlm 50
[5] Zamakhsyari dhofir,Tradisi pesantren,LP3ES,Jakarta;1983.hlm18
[6] Zamakhsyari,op.cit.hlm.35.
[7] Zamakhsyari,op.cit.hlm.44
[8] Pesantren (berkala kajian dan pengembangan)1985,jakarta,p3m,hlm.sampul dala
[9] Ensiklopedi Indonesia ,4,1983,Jakarta:ikhtiar baru hlm,2078
[10] Mahmud yunus,1982,op,cit.hlm 62
[11] Abubakar bakar H OP,CIT.HLM 85
[12] Abubakar  H op,cit,hlm 85
[13] Mahmud yunus 1982 op,cit,hlm 102/103
[14] Jumhur I dan h danusaputra,sejarah pendidikan,1959,bandung (cvilmu hlm 273)
[15] Jamil latif,op,cit hlm 14
Jamhur,op,cit hlm 223-227
Mahmud yunus,1982,op,cit hlm 393
[16] HS prodjokusumo,masalah sekolah,majalah mimbar ulama,tahun VII nomor62,1982,hal 24

[17] Drs.H.Zaini Ahmad Syis,dapertemen agama dan bidang pendidikan agama,majalah pembimbing,nomor36,tahun  IX-1981,hal 11-12
[18] Deliar noer,op,cit,hal65

[19] Baca selengkapnya tentang jami’yat khoir,dibuku ‘’gerakan modern islam di Indonesia 1990-1942,’’oleh deniar noer
[20] H.Abubakar,sejarah hidup KHA wahid hasyim dan karangan tersiar,Jakarta,1957,hal 471
[21] Djamhur dan H.danasuparta,op,cit,hal 151http://makalahbest.blogspot.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin Path Yahoo

GEUCHIK GAMPONG GUNCI


Geuchik Gampong Gunci Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara

LIKE US

Popular Posts