Beranjak kesebuah desa yang jauh dipedalaman yang terletak di
penghujung dari kecamatan setempat yaitu Gampong Gunci Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara, akses gampong ini dengan kecamatan bebatasan
langsung dari Utara, sedangkan jangkauan dengan pusat Ibu Kota Kabupaten
sangat jauh, bayangkan penghujung selatan menuju ke penghujung Utara.
Gampong Gunci yang terletak jauh ini selain berbatasang dengan
Kecamatan setempat, juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener
Meriah dan Kabupaten Bireun.
Sejarah Gampong
Pada zaman dahulu Gampong Gunci merupakan hutan dan banyak dihuni
oleh binatang buas seperti harimau dan siapa saja yang datang ke Gampong
Gunci selalu di mangsa oleh harimau, sampai-sampai saat itu tidak ada
manusia yang berani untuk mendiami di daerah tersebut. Suatu ketika
datang seorang Ulama yang alim dan bijaksana dari Pidie beliau bernama
Tgk. Hamzah atau lebih dikenal dengan sebutan Tgk. Khalud Pidie, begitu
tiba di Gampong Gunci beliau heran kenapa tidak ada manusia yang
mendiami gampong ini dan tiba-tiba beliau terperanjat melihat banyak
tulang belulang manusia yang berserakan, dengan perasaan ketakutan
beliau shalat Sunat 2 (dua) rakaat meminta petunjuk kepada Allah SWT.
Hingga saat ini, makam tulang-belulang masih meninggalkan sejarah
Gampong Gunci untuk di ingatkan oleh anak cucunya.
Beberapa waktu kemudian beliau bertapa (khalud) di gampong Gunci dengan
memohon kepada Allah SWT agar semua harimau-harimau tergunci mulutnya
apabila hendak memangsa manusia. Setelah beliau selesai bertapa (khalud)
saat itulah harimau-harimau tidak lagi memangsa manusia karena telah
dikabulkan doa beliau oleh Allah SWT, dengan begitu terguncilah
mulut-mulut harimau apabila hendak memangsa manusia dan dari situlah
asal mulanya nama Gampong Gunci diambil dari kisah terkunci mulut
harimau. Selain itu, penghuni Gampong Gunci diperintahkan untuk
menjalankan amar ma’ruf (perbuatan baik) atau mengerjakan segala
perintah Allah yang artinya taat terhadap perintah Allah dan menjauhi
perbuatan kemungkaran.
0 komentar:
Posting Komentar